festajunina.site – Dunia kuliner selalu menyimpan cerita menarik, mulai dari tips memasak sederhana hingga fenomena bisnis makanan yang tak terduga. Minggu ini, tiga topik hangat jadi sorotan: cara memasak kentang goreng frozen ala restoran, deretan makanan yang bikin pramugari kesal di pesawat, dan kisah gerai gorengan viral yang akhirnya tutup permanen.
1. Cara Memasak Kentang Goreng Frozen ala Restoran
Kentang goreng atau French fries sudah lama jadi camilan favorit banyak orang. Gurih, renyah di luar, dan lembut di dalam membuat makanan ini selalu cocok disantap kapan saja, baik sebagai camilan maupun pelengkap menu.
Meski terlihat sederhana, memasak kentang goreng—terutama yang beku (frozen)—ternyata membutuhkan trik khusus agar hasilnya mirip seperti buatan restoran cepat saji.
Berikut tips yang bisa dicoba di rumah:
- Jangan langsung goreng kentang frozen. Diamkan dulu di suhu ruangan sekitar 10–15 menit agar tidak terlalu beku.
- Gunakan minyak banyak dan panas stabil. Suhu ideal minyak sekitar 170–180 derajat Celcius. Suhu terlalu rendah bikin kentang lembek, sedangkan terlalu panas bikin cepat gosong.
- Goreng dua kali untuk hasil renyah. Pertama, goreng setengah matang lalu angkat dan tiriskan. Setelah agak dingin, goreng lagi hingga kuning keemasan.
- Gunakan kertas penyerap minyak agar tekstur tetap kering dan tidak berminyak berlebihan.
- Taburi garam atau bumbu setelah digoreng agar rasa lebih meresap dan tidak membuat minyak cepat rusak.
Dengan cara ini, kentang goreng beku bisa berubah jadi sajian renyah yang tak kalah dari restoran favorit.
2. Makanan yang Bikin Pramugari Kesal
Perjalanan udara sering kali membuat penumpang membawa bekal makanan atau memesan sajian dari pramugari. Namun ternyata, tidak semua makanan nyaman disajikan di kabin pesawat.
Menurut beberapa pramugari, ada jenis makanan yang sering membuat mereka kesal, antara lain:
- Makanan berbau menyengat
Seperti durian, jengkol, atau makanan laut tertentu. Aroma kuat bisa mengganggu kenyamanan penumpang lain di ruang kabin yang tertutup. - Makanan berkuah atau berminyak
Risiko tumpah lebih besar saat turbulensi. Pramugari sering kerepotan membersihkan jika terjadi insiden ini. - Makanan dengan porsi besar
Kadang penumpang membawa bekal berlebihan sehingga memakan ruang dan sulit ditata di tray table. - Minuman beralkohol berlebihan
Walau tidak termasuk makanan, beberapa penumpang yang mengonsumsi alkohol secara berlebihan bisa membuat situasi di kabin kurang kondusif.
Karena itu, penumpang disarankan membawa makanan praktis, tidak berbau menyengat, dan mudah dikonsumsi agar perjalanan tetap nyaman untuk semua pihak.
3. Gerai Gorengan Viral yang Akhirnya Bangkrut
Fenomena kuliner sering kali melahirkan tren baru. Salah satunya adalah gerai gorengan berbahan dasar oyster (oyster cake) yang sempat viral.
Awal pembukaannya, gerai ini ramai didatangi pelanggan. Antrean panjang terlihat setiap hari, dengan banyak warganet yang ikut mengunggah pengalaman mereka mencicipi gorengan unik tersebut di media sosial. Popularitas instan membuat gerai ini sempat jadi pusat perhatian kuliner.
Namun, status viral ternyata tidak selalu menjamin kesuksesan jangka panjang. Beberapa bulan kemudian, pemilik usaha mengakui penjualan menurun drastis. Faktor-faktor yang disebutkan antara lain:
- Rasa penasaran konsumen cepat mereda setelah tren viral berakhir.
- Bahan baku oyster relatif mahal, sehingga harga jual tidak bisa ditekan.
- Persaingan bisnis kuliner semakin ketat, terutama di segmen gorengan yang banyak pesaing murah meriah.
Akhirnya, pemilik memutuskan menutup gerai secara permanen. Kisah ini menjadi pengingat bahwa membangun bisnis kuliner bukan hanya soal viral, tapi juga manajemen, kualitas, dan strategi jangka panjang.
Kesimpulan
Tiga cerita kuliner ini memberi gambaran menarik. Dari sisi rumah tangga, ternyata memasak kentang goreng beku pun butuh trik khusus agar hasilnya maksimal. Dari sisi penerbangan, pramugari mengingatkan bahwa tidak semua makanan cocok dibawa ke pesawat karena bisa mengganggu kenyamanan. Sementara itu, dari sisi bisnis, kasus gerai gorengan viral yang akhirnya bangkrut menunjukkan bahwa popularitas tidak cukup untuk menjaga kelangsungan usaha.
Jadi, baik di dapur, di udara, maupun di ranah bisnis, strategi, kesadaran, dan manajemen tetap jadi kunci utama.
Cek juga platform berita paling baru dan seru juga ada di museros

