festajunina.site Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan imbauan tegas kepada seluruh kepala daerah di Indonesia agar tidak lagi mengerahkan siswa sekolah untuk menyambut kedatangannya ketika melakukan kunjungan kerja. Seruan ini disampaikan karena ia menilai bahwa tradisi tersebut tidak perlu lagi dilakukan, terutama jika harus mengorbankan waktu belajar dan kenyamanan anak-anak.
Kebiasaan mengumpulkan siswa di pinggir jalan untuk menyambut pejabat negara memang sudah sering terjadi di berbagai daerah. Biasanya, siswa diminta berdiri berjajar sambil melambaikan tangan atau membawa bendera kecil. Namun bagi Prabowo, hal tersebut bukanlah sesuatu yang harus dipertahankan, apalagi jika membuat anak-anak harus berdiri lama di bawah terik matahari.
Berawal dari Perjalanan Darat yang Dipenuhi Siswa dan Warga
Imbauan ini muncul setelah perjalanan darat Presiden dari Solo menuju perbatasan Bantul–Kulonprogo. Dalam perjalanan tersebut, ia menyaksikan sendiri anak-anak sekolah dan warga berbaris di sepanjang jalan hanya untuk melihat rombongan presiden melintas. Anak-anak tampak menunggu cukup lama, dengan seragam sekolah yang masih lengkap, ada yang berdiri tanpa berteduh, dan sebagian terlihat kelelahan.
Pemandangan itu membuat Prabowo tersentuh, tetapi di saat yang sama menimbulkan kekhawatiran. Ia merasa tidak seharusnya kunjungan seorang presiden membuat anak-anak harus menunggu berjam-jam di luar ruang kelas. Menurutnya, antusiasme masyarakat adalah hal yang luar biasa, tetapi harus tetap berada dalam batas yang tidak mengganggu kegiatan sekolah.
Rasa Terharu Berbaur Kekhawatiran
Prabowo mengakui bahwa sambutan hangat dari masyarakat selalu menjadi sesuatu yang berkesan. Melihat warga berdiri di pinggir jalan, tersenyum, melambaikan tangan, dan menyampaikan dukungan memberi energi positif bagi seorang pemimpin. Namun demikian, ia menegaskan bahwa rasa cinta dan dukungan tidak boleh membuat anak-anak harus meninggalkan jam belajar atau berada dalam kondisi yang bisa membahayakan kesehatan mereka.
Ia juga menyoroti risiko yang muncul akibat menunggu terlalu lama di bawah paparan sinar matahari. Anak-anak bisa mengalami dehidrasi, pusing, atau kelelahan. Bahkan jika guru mengawasi, kerumunan besar siswa di pinggir jalan tetap berpotensi membahayakan keselamatan mereka.
Pendidikan Harus Jadi Prioritas Utama
Salah satu poin terpenting dari imbauan Prabowo adalah penekanan bahwa pendidikan tidak boleh terganggu. Jam belajar siswa di sekolah merupakan hal yang harus dihormati, terutama di tengah upaya pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Menahan siswa di pinggir jalan hanya untuk memenuhi tradisi penyambutan dianggap tidak sesuai dengan visi tersebut.
Menurut Prabowo, lebih baik siswa tetap mengikuti pelajaran seperti biasa ketimbang menunggu rombongan presiden lewat. Apabila ingin menunjukkan dukungan, kata Prabowo, hal tersebut bisa dilakukan dengan cara yang lebih aman dan tidak mengganggu proses belajar-mengajar.
Kepala Daerah Diminta Lebih Bijak
Melalui imbauannya, Prabowo berharap para kepala daerah dan jajaran pemerintah di tingkat lokal dapat lebih bijak menanggapi kunjungan kerja presiden. Ia menekankan agar tidak membuat instruksi yang mewajibkan siswa, guru, atau pegawai sekolah untuk keluar dari aktivitas mereka hanya demi penyambutan seremonial.
Kunjungan kerja presiden, menurutnya, merupakan agenda serius yang bertujuan melihat langsung kondisi di lapangan dan meresmikan berbagai program pemerintah. Kehadiran pejabat di suatu wilayah tidak perlu disambut dengan mobilisasi besar-besaran yang justru membebani masyarakat.
Sambutan Tetap Diperbolehkan, Tapi Jangan Memaksa
Prabowo juga menegaskan bahwa ia tetap menghargai sambutan masyarakat. Namun ia ingin memastikan bahwa sambutan tersebut bersifat spontan dan tidak dibuat melalui perintah formal. Warga boleh menyapa, melambaikan tangan, atau berdiri di pinggir jalan jika mereka memang ingin melakukannya. Yang tidak boleh adalah memaksa anak sekolah untuk berkumpul demi kepentingan seremonial.
Dengan imbauan ini, Prabowo ingin mengubah budaya penyambutan pejabat negara yang dianggap tidak lagi relevan dengan semangat efisiensi dan perlindungan terhadap hak anak. Ia berharap masyarakat tetap merasa bebas mengekspresikan rasa cinta kepada pemimpinnya tanpa mengorbankan keselamatan generasi muda.
Respons Publik dan Harapan ke Depan
Sejak pernyataan tersebut disampaikan, banyak masyarakat memberikan respons positif. Sebagian besar warganet menilai imbauan itu menunjukkan kepedulian presiden terhadap pendidikan dan kesehatan anak-anak. Banyak guru dan orang tua menyambut baik keputusan tersebut karena mereka selama ini sering menemui situasi di mana siswa harus mengikuti rangkaian penyambutan pejabat, walau tidak semuanya memahami tujuan kegiatan itu.
Ke depan, imbauan Prabowo dapat menjadi awal perubahan budaya birokrasi di Indonesia. Tradisi penyambutan besar-besaran bisa dialihkan menjadi acara yang lebih efisien, aman, dan tetap penuh makna tanpa menuntut partisipasi anak dalam kondisi yang kurang ideal.

Cek Juga Artikel Dari Platform beritapembangunan.web.id
