festajunina.site Bencana kembali melanda wilayah lereng Gunung Semeru. Banjir lahar yang menyapu Dusun Sumber Langsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, mengakibatkan 15 rumah warga tertimbun material pasir. Peristiwa ini terjadi setelah hujan deras turun mengguyur kawasan hulu sungai yang berhulu di Gunung Semeru. Debit air meningkat drastis, membawa material vulkanik dari puncak gunung yang sebelumnya pernah dimuntahkan pada aktivitas erupsi.
Fenomena banjir lahar di sekitar Semeru bukan sesuatu yang baru, tetapi dampak kali ini dirasakan lebih berat oleh warga. Tingginya volume material yang terbawa aliran sungai menyebabkan pemukiman di daerah rendah berada dalam kondisi paling terancam. Luapan banjir tidak hanya menggenangi jalan dan lahan pertanian, namun masuk ke area pemukiman dan menimbun rumah-rumah yang berada di tepi aliran sungai.
Rumah Warga Tertimbun Hingga Atap
Material banjir lahar yang terdiri dari pasir dan kerikil menumpuk di halaman bahkan hingga ke dalam rumah. Beberapa warga hanya bisa menyaksikan rumah mereka yang tinggal terlihat bagian genting dan atapnya. Tinggi material mencapai sekitar empat meter. Kondisi tersebut membuat rumah tidak lagi bisa dihuni dan sebagian besar barang di dalamnya ikut tertimbun.
Situasi ini membuat banyak warga masih terkejut. Beberapa di antara mereka mengaku banjir datang sangat cepat sehingga tak sempat menyelamatkan perabotan maupun dokumen penting. Warga yang saat kejadian sedang beraktivitas di luar rumah berlari ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari arus yang semakin kuat.
Selain menimbun rumah, banjir lahar juga membuat akses jalan menuju lokasi terdampak menjadi sulit dilalui kendaraan. Alat berat harus diterjunkan untuk membantu membuka akses dan membersihkan tumpukan pasir yang menutupi jalur transportasi.
Evakuasi Warga dan Penanganan Darurat
Petugas gabungan dari BPBD Lumajang, TNI, Polri, serta relawan diterjunkan ke wilayah terdampak. Fokus utama saat ini adalah memastikan seluruh warga dalam kondisi selamat dan memberikan tempat pengungsian sementara yang aman. Evakuasi dilakukan dengan hati-hati karena kondisi lokasi masih labil dan material banjir lahar dapat bergeser sewaktu-waktu.
Posko darurat didirikan di lokasi yang lebih tinggi dan jauh dari alur sungai. Warga mendapatkan pemeriksaan kesehatan, makanan siap saji, serta kebutuhan darurat lain seperti selimut dan perlengkapan bayi. Sebagian warga memilih mengungsi di rumah kerabat yang berada di wilayah berbeda.
Pemeriksaan medis dilakukan terhadap lansia dan anak-anak yang terdampak. Banjir lahar tak hanya menimbulkan kerusakan fisik rumah, tetapi juga memicu trauma psikologis terutama pada kelompok rentan.
Ancaman Masih Berlanjut
Badan Meteorologi dan para pengamat gunung api mengingatkan bahwa ancaman banjir lahar masih mungkin terjadi, terutama selama curah hujan tinggi. Material vulkanik Semeru yang belum stabil masih menumpuk di bagian hulu, sehingga setiap hujan deras bisa kembali menyeret pasir dan batuan ke daerah hilir.
Pihak berwenang mengimbau agar masyarakat yang tinggal di dekat aliran sungai untuk tetap waspada. Jika hujan intens terjadi dalam waktu lama, warga disarankan mengungsi lebih dulu demi keselamatan. Pemkab Lumajang juga mengatur agar jalur evakuasi selalu terbuka.
Selain pemukiman, lahan perkebunan dan sawah milik warga juga mengalami kerusakan. Aliran banjir mengubah kontur tanah dan menimbun tanaman yang sedang pada masa panen. Kerugian ekonomi berpotensi meningkat bila situasi tidak segera tertangani.
Pentingnya Mitigasi Bencana di Lereng Gunung Berapi
Kawasan Candipuro merupakan wilayah yang sangat dekat dengan alur banjir lahar Semeru. Pemerintah daerah selama ini sudah menetapkan area rawan bencana dan menyediakan jalur evakuasi. Namun, perubahan arah aliran material vulkanik bisa terjadi sewaktu-waktu tergantung kondisi permukaan tanah dan debit banjir.
Perencanaan pemukiman di daerah seperti ini harus selalu mengedepankan mitigasi. Edukasi masyarakat mengenai tanda-tanda alam juga penting dilakukan secara berkala. Banyak warga yang kini menyadari bahwa tinggal di dekat sungai yang berhulu di gunung api memiliki risiko besar terutama pada musim penghujan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Semeru tercatat mengalami sejumlah erupsi yang mengeluarkan material dalam jumlah besar. Ketika musim hujan datang, material tersebut menjadi sumber utama banjir lahar yang sering kali berdampak besar pada permukiman warga.
Harapan Warga untuk Pemulihan
Kondisi rumah yang sepenuhnya tertimbun membuat warga terdampak membutuhkan dukungan pemulihan jangka panjang. Bantuan perbaikan rumah, kompensasi kerugian, hingga pembangunan hunian sementara menjadi kebutuhan mendesak.
Warga berharap pemerintah pusat dan daerah memberikan perhatian penuh terhadap kondisi ini. Sejumlah keluarga harus memulai hidup dari awal lagi, kehilangan harta benda yang mereka kumpulkan bertahun-tahun.
Semangat untuk bangkit tetap terlihat di tengah kesedihan. Warga saling membantu membersihkan sisa material yang menutupi jalan dan fasilitas umum. Kerja sama dan gotong-royong menjadi kunci agar kehidupan di Dusun Sumber Langsep bisa kembali normal.

Cek Juga Artikel Dari Platform kabarsantai.web.id
