Jalan Baru Israel di Tepi Barat Picu Kekhawatiran
festajunina.site – Israel kembali memicu ketegangan di Tepi Barat setelah mengerahkan buldoser untuk membangun ruas jalan baru di wilayah yang diduduki tersebut. Pembangunan ini dilakukan dengan pengamanan ketat tentara Israel yang berjaga dengan senjata api di sekitar lokasi.
Langkah ini menimbulkan kecemasan di kalangan warga Palestina yang khawatir pembangunan tersebut akan semakin memperluas jaringan permukiman Yahudi di Tepi Barat sekaligus membatasi ruang gerak mereka.
Warga Palestina: Desa Terkepung Jalan Baru
Ashraf Samara, anggota dewan desa Beit Ur al-Fauqa, mengungkapkan kepada Reuters bahwa ia menyaksikan langsung aktivitas pembangunan jalan di dekat desanya.
“Dengan dikelilingi tentara bersenjata, buldoser-buldoser itu menggali tanah untuk membuat rute baru bagi permukiman Yahudi. Ini akan memisahkan wilayah kami dan menahan pergerakan warga,” ujar Samara.
Ia menilai jalanan baru itu akan “menjebak desa-desa Palestina” karena membatasi akses keluar masuk warga ke kota-kota terdekat, tempat mereka bekerja, bersekolah, atau mengakses lahan pertanian.
Jalan Baru, Hambatan Lama bagi Warga Palestina
Pembangunan jalan khusus pemukim Yahudi menjadi masalah klasik di Tepi Barat. Rute-rute tersebut seringkali tidak boleh digunakan warga Palestina, sehingga menciptakan hambatan tambahan untuk transportasi dan aktivitas ekonomi mereka.
Situasi ini diperburuk oleh kondisi geopolitik yang semakin memanas setelah sejumlah negara besar Eropa, termasuk Inggris dan Prancis, mengakui negara Palestina pada September lalu.
Namun, di bawah pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat terus dipercepat, bahkan ketika perang di Gaza masih berlangsung.
Aktivis Israel Soroti Strategi “Fakta di Lapangan”
Hagit Ofran, anggota kelompok aktivis Israel Peace Now, mengecam pembangunan jalan baru di sekitar Beit Ur al-Fauqa. Menurutnya, langkah ini adalah bagian dari strategi Israel untuk memperkuat kendali atas wilayah Tepi Barat.
“Mereka melakukannya untuk menetapkan fakta di lapangan. Pemerintah mengalokasikan 7 miliar Shekels (sekitar Rp35 triliun) untuk pembangunan jalan di Tepi Barat sejak serangan Hamas pada Oktober 2023,” ujar Ofran.
Ia menambahkan, infrastruktur jalan menjadi kunci bagi rencana jangka panjang Israel untuk menarik lebih banyak pemukim Yahudi ke wilayah yang diperebutkan tersebut.
“Tanpa jalan, pemukim tidak akan datang. Dengan jalan, pemukiman akan berkembang secara alami,” imbuhnya.
Permukiman Israel dan Kontroversi Hukum Internasional
Permukiman Israel di Tepi Barat telah menjadi isu yang memicu ketegangan sejak negara itu merebut wilayah tersebut dalam perang tahun 1967.
Sebagian besar negara dan lembaga internasional, termasuk PBB, menganggap permukiman Israel di Tepi Barat ilegal menurut hukum internasional, karena dibangun di wilayah yang seharusnya menjadi bagian dari negara Palestina di masa depan.
Namun, Israel menolak pandangan tersebut dan terus memperluas permukiman dengan dukungan sistem infrastruktur, termasuk jalan dan fasilitas publik, di bawah kendali Tel Aviv.
Dampak bagi Kehidupan Warga Palestina
Bagi warga Palestina, pembangunan jalan baru ini berarti rintangan tambahan untuk mobilitas sehari-hari. Akses menuju kota besar, layanan kesehatan, dan lahan pertanian mereka sering kali dibatasi atau membutuhkan waktu tempuh yang lebih lama karena harus menghindari jalan khusus pemukim.
Langkah ini juga memperburuk fragmentasi wilayah Palestina yang sudah terpecah antara Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur.
Sejumlah analis menilai, jika pembangunan infrastruktur permukiman terus berlanjut, prospek penyelesaian konflik dengan solusi “dua negara” (two-state solution) akan semakin sulit diwujudkan.
Respons Internasional dan Pemerintah Israel
Hingga berita ini diterbitkan, kantor PM Benjamin Netanyahu dan militer Israel belum memberikan tanggapan resmi mengenai pembangunan jalan baru di Tepi Barat ini.
Namun, langkah tersebut kemungkinan besar akan mendapat kritik dari komunitas internasional yang selama ini menuntut penghentian ekspansi permukiman demi menghidupkan kembali proses perdamaian antara Israel dan Palestina.
🔎 Kesimpulan
Pembangunan jalan baru untuk pemukim Yahudi di Tepi Barat menambah panjang daftar persoalan yang memperumit upaya mencapai perdamaian di kawasan tersebut.
Bagi warga Palestina, proyek infrastruktur ini tidak hanya merampas akses terhadap tanah dan sumber daya mereka, tetapi juga mempersempit ruang gerak di tanah yang mereka klaim sebagai wilayah masa depan negara Palestina.
Cek juga artikel paling seru dan selalu update di baliutama

